Senin, 20 Juni 2011

Ranny Salviora: Antara Musik Trash dan Sepatu Dr. Martens


Ada sebuah fenomena budaya yang unik di kalangan anak-anak ‘95 saat masa-masa sekolah di SMA 7 dahulu. Fenomena itu terutama ditandai oleh adanya dua hal menarik: maraknya trend musik beraliran trash metal dan maraknya trend fashion sepatu Dr. Marten (biasa disebut doc mar) di kalangan teman-teman.

Musik trash atau yang dikenal dengan musik heavy metal memang hampir menjadi bagian dari identitas remaja yang tumbuh pada era itu. Tidak terkecuali pula bagi sebagian anak-anak angkatan ’95. Tidak dipungkiri, sepanjang awal hingga pertengahan tahun 1990-an dunia memang ditandai oleh kejayaan musik cadas tersebut. Mulai dari grup heavy metal Metallica, kelompok trash metal Sepultura, grup metal Gun’s N Rose’s, hingga kelompok musik grunge Nirvana. Semuanya hampir menguasai blantika musik dunia yang imbasnya turut kita rasakan saat itu di sekolah. Banyak anak ’95 yang sebenarnya diam-diam menyukai jenis musik tersebut biarpun secara kasat mata penampilan mereka sebetulnya ‘kalem-kalem’ saja kalau dilihat dari luar.

Sementara itu fenomena menarik lain yang juga tidak kalah penting untuk dicermati adalah populernya pemakaian sepatu Dr. Martens (doc mar) di kalangan anak ‘95. Popularitas trend sepatu doc mar sebetulnya tidak lepas dari penampilan group musik “4 non blonde” dalam lagu “what’s goin’ on” yang populer dibawakannya lewat video klip di layar televisi. Mereka yang ingat tentu tahu bahwa keempat personel band tersebut menggunakan sepatu doc mar dalam aksinya.

Di samping musik metal, kehadiran sepatu ‘ala punker dengan merk doc mar itu memang menjadi trend bagi sebagian remaja sekolah saat itu. Mereka yang memperhatikan fenomena itu tentu tahu bahwa hampir semua anak 7 ‘95 yang peduli penampilan memakai sepatu tersebut saat ke sekolah. Sepatu tersebut memang sedang populer-populernya digunakan sebab disamping bentuknya yang gaya, mereka yang memakainya pun jadi kelihatan macho tak peduli apakah ia laki-laki atau perempuan.

Kalau diperhatikan situasi saat itu maka akan kita temukan adanya dua kecenderungan trend, kultur, atau identitas di kalangan anak-anak ‘95. Pertama, mereka yang tertarik dengan musik trash metal sebagai bagian identifikasi jiwanya. Dan kedua, mereka yang memakai sepatu Doc Mar saat berangkat ke sekolah, entah itu sebagai bagian dari ekspresi gejolak jiwa atau sekedar mengikuti fashion yang ada.

Dan jika kita gabungkan diantara kedua fenomena tersebut maka bisa jadi Ranny adalah satu-satunya orang yang identik dengan kedua-duanya sekaligus: penggemar musik metal yang berpenampilan sepatu doc mar. Secara tanpa disadari, sebetulnya sosok Ranny mewakili dua bagian identitas diri anak-anak ‘95 saat itu. Dengan kata lain ketika kita melihat seorang Ranny, maka sebetulnya kita sedang melihat sebagian dari potret dinamika anak-anak 7 angkatan ’95 pada zamannya.

Kini waktu sudah berlalu dan zaman pun telah berganti namun Ranny tetaplah Ranny, seorang penggemar musik sejati. As part of life, musik bagi Ranny mungkin bagaikan puisi bagi seorang pujangga. Dalam konteks itu musik menjadi ungkapan gejolak hati bagi seseorang yang jiwanya tak pernah tua. Ranny barangkali sudah tidak berpenampilan seperti dahulu lagi dengan sepatu doc mar-nya, namun dalam hal musik bisa jadi hal itu tak pernah berubah sedikit pun. Well, happy birthday Ranny, keep the spirit alive !!

Selasa, 14 Juni 2011

Linda: Sang Primadona yang Perkasa


Siapa sih anak ’95 yang ga kenal Herlinda Rivianty atau yang biasa dipanggil Linda itu.? Waktu zaman sekolah dulu bahkan hingga sekarang do’i memang terkenal cantik, cakep, bening, ayu, ramah, menarik, dll, dll.... (gombal dikit yeh... hehehe).

Memang sih waktu itu Bang Kalam ga kenal deket, tapi dari penglihatan Bang kalam Linda adalah sosok perempuan yang menarik dan baik hati. Tidak sungkan berteman dengan siapa saja dan senantiasa menegur balik pada siapa pun yang selalu menegurnya terlebih dahulu.

Oleh karena itu Bang Kalam merasa sangat, sangat, sangat, sangat menyesal....karena selama sekolah tidak pernah sekalipun punya kesempatan ‘tuk ngobrol dan berbicara dengannya, bahkan tidak sepatah kata pun pernah Bang Kalam menegurnya. Satu-satunya momen yang Bang Kalam ingat adalah senyum yang dilontarkannya kepada Bang Kalam pada suatu hari di tengah siang menjelang masa-masa akhir sekolah dulu di dekat toilet lantai 1 SMA 7 (dahsyat kan hehehe...).

Tapi tak apalah, itu pun sudah cukup buat Bang Kalam. Paling tidak senyuman seorang Linda ibarat hujan sehari yang membasahi bumi setelah panas bertahun-tahun. Duileeh....

Bagi teman-teman, Linda adalah salah satu dari sedikit perempuan tangguh yang berani menghadapi dan menjalani kehidupan ini dengan segala kekuatan jiwa dan hati yang dimilikinya. Bukanlah tugas mudah bagi seorang perempuan untuk melakukan hal itu jika bukan karena kekuatan cinta yang ada di dalam hatinya. Kekuatan cinta yang berasal dari sang buah hati yang selalu menantinya dengan penuh kesabaran di rumah.

Beruntung kita bisa mengenal sosok seorang Linda. Sebab kita bisa belajar banyak hal darinya tentang hidup ini. Bahwa hidup adalah anugerah dan apa pun yang kita miliki maka syukurilah apa adanya. Ungkapan ini memang paling pas jika dilekatkan pada diri seorang Linda. Bahkan Bang Kalam pun belum tentu sanggup meneladaninya.

Oleh karena itu Bang Kalam dan segenap kawan-kawan angkatan ’95 mengucapkan "Selamat berulang tahun" buat Linda. Semoga di usiamu kini kamu bisa menjadi sosok perempuan yang lebih bijak dan arif dalam segala hal.

Ok.. cukup sekian intermezzo-nya yah Lin. Di hari istimewamu ini cuma tulisan pendek ini sajalah yang bisa Bang Kalam berikan untuk mempererat tali silaturahim kawan-kawan sesama alumni angkatan ’95. May God Bless You Sis..!!