Banyak
yang bertanya siapa gerangan Muhammad Nur, ketua Kalam 7 yang baru dipilih pada
acara Halal Bihalal yang lalu itu. Bagi sebagian alumni angkatan ‘95 nama
Muhammad Nur memang kurang begitu dikenal bahkan terdengar asing di telinga
kawan-kawan. Usut punya usut ternyata karena nama itu memang tidak pernah digunakan
oleh yang bersangkutan sehingga tidak heran jika lantas ada sebagian teman-teman
yang kurang begitu kenal dan familiar dengan nama Muhammad Nur.
Padahal
Muhammad Nur itu sebenarnya tidak lain adalah Mhenyok. Ya, Muhammad Nur adalah
nama asli dari Mhenyok itu sendiri. Waktu di SMA Muhammad Nur pun lebih
dipanggil Mhenyok. Disebabkan nama panggilan Mhenyok yang biasa digunakan selama
di sekolah maka banyak yang tidak tahu nama asli dari yang bersangkutan. Akibatnya,
nama Mhenyok pun lebih populer ketimbang nama aslinya tersebut, bahkan hingga
kini.
Menurut
pengakuan yang bersangkutan kepada penulis, julukan Mhenyok sebagai sebuah nama
panggilan sebetulnya berasal dari dua susunan kata, yaitu; “Meo” dan “Bonyok”. Dengan
demikian maka jelaslah kalau nama Mhenyok sendiri itu pun sebetulnya tidaklah
asal muncul begitu saja tanpa sebab dan alasan melainkan ada sejarah yang
tersembunyi dibalik asal usul yang melatarbelakangi munculnya julukan tersebut.
Masih
menurut yang bersangkutan, pada awalnya Meo adalah nama panggilan sehari-hari
Muhammad Nur di lingkungan tempat tinggalnya sejak kecil di bilangan Kebon
Kacang. Sudah semenjak kecil keluarga dan teman-teman main di lingkungan rumah
memang memanggilnya dengan sebutan Meo untuk memanggil Muhammad Nur kecil kala
itu.
Meo
kecil adalah anak yang aktif dan sedikit nakal. Seperti halnya anak-anak kecil
pada umumnya, semasa kecil dia pun suka bermain sepeda dan kebut-kebutan dengan
teman-temannya. Karena Meo kecil belum pandai bersepeda dengan lancar maka
seringkali ia pun jatuh dan ‘nyusruk’ masuk ke dalam selokan. Akibatnya
kepalanya pun seringkali bocor dan meninggalkan bekas pitak sehingga orang pun
menyebutnya dengan istilah bonyok.
Sadar
bahwa kepalanya sering bonyok-bonyok karena bocor dan bisulan maka Meo pun
kemudian menambahkan istilah bonyok sebagai trade
mark dirinya disamping nama panggilannya yang sudah dikenal itu, sehingga
jika disingkat maka nama Meo pun menjadi Mhenyok.
Jadi
jangan heran kalau kadang kala kita dengar Mhenyok juga dipanggil dengan
sebutan Meo oleh sebagian teman-teman. Sebab bagaimana pun Mhenyok merupakan
kependekan dari nama panggilan si Meo (yang kepalanya) Bonyok.