Senin, 10 Februari 2014

Pasca Banjir, Kawan-kawan Hibur Maya dan Bayinya

Kedatangan kawan-kawan untuk menghibur maya yang rumahnya baru kebanjiran
Banjir tahun ini dirasa agak merepotkan bagi Maya. Bukan hanya karena genangan banjir yang terasa lebih lama, akan tetapi juga karena ia baru saja melahirkan seorang bayi yang berusia 2 bulan dan membutuhkan perawatan. Untuk menghibur dan memberikan semangat, beberapa kawan-kawan pun sebelumnya hadir untuk bertandang ke rumahnya.

Pada hari Sabtu 8 Januari 2014 yang lalu giliran KALAM 7 yang bersilaturahmi ke tempat tinggal Maya untuk memberikan bantuan baik moril dan materil yang dibutuhkan selama recovery pasca banjir. Dipimpin oleh Pak RT sebagai ketuanya, KALAM 7datang untuk menyalurkan bantuan kepada beberapa orang kawan yang rumahnya terkena banjir.

Ketika mendatangi tempat tinggalnya di daerah Kalimati, Pejompongan, masih terlihat bekas-bekas banjir di sana-sini. Pada aliran sungai juga terlihat jelas ketinggian posisi air yang berada di bibir sungai. Itu artinya jika hujan masih turun dengan deras sore itu maka air akan segera masuk menggenangi pemukiman warga.

Mengungsi ke Rusun Terdekat

Sebagai daerah yang berada dalam dataran rendah maka Maya dan keluarga menyiasati banjir yang datang setiap tahun dengan membangun lantai atas sebagai tempat evakuasi. Hal itu dilakukan karena posisi tempat tinggal Maya memang berada tepat di depan sungai Kalimati sehingga ia bersama warga sekitar akan terlebih dahulu kebanjiran manakala air sungai meluap.

Ketua Kalam Dkk Bersilaturahim ke tempat Maya
Menurut penuturannya, air sempat menggenangi rumahnya setinggi lemari. Itu artinya ketinggian banjir kurang lebih dua meter. Beruntung ia dan bayi segera mengungsi ke rusun terdekat ketika ketinggian banjir telah sampai sebetis kaki. Maya khawatir akan pengalaman banjir tahun lalu dimana banjir menyentuh hingga ke langit-langit rumahnya, terlebih dengan kondisi memiliki bayi maka situasi tersebut membuatnya sedikit was-was.

Sebetulnya bukan hanya Maya yang mengalami musibah banjir, beberapa kawan lain juga ada yang ikut terkena banjir. Namun karena adanya keterbatasan maka tidak semua kawan-kawan terjangkau oleh bantuan. Setidaknya ada empat orang yagn ditargetkan menerima bantuan. Ada pun prioritas bantuan saat ini lebih diutamakan bagi kaum perempuan. 

Minggu, 09 Februari 2014

Alumni '95 Kebanjiran, ketua KALAM Serahkan Bantuan

Memasuki awal tahun 2014 Jakarta dilanda oleh bencana banjir yang hampir terjadi di semua wilayah. Tidak seperti banjir pada tahun-tahun sebelumnya, rentang waktu banjir tahun ini terasa lebih lama dari yang biasa. Terhitung kurang lebih satu bulan lamanya wilayah Jakarta didera oleh genangan banjir yang menghambat aktifitas kegiatan para warga.

Banyak wilayah pemukiman yang terendam banjir parah, salah satunya adalah wilayah Pejompongan, Bendungan Hilir. Wilayah ini memang telah menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya karena di wilayah ini terdapat aliran sungai Kali Mati yang membelah daerah pemukiman penduduk.

Bagi warga yang tinggal berdekatan dengan bantaran sungai Kali Mati, tentu mereka tidak dapat lepas dari ancaman banjir. Kondisi ini memaksa mereka untuk selalu siap siaga jika musim penghujan tiba. Sebab, walau pun revitalisasi Kali Mati dengan pelebaran sungai sudah pernah dilakukan oleh pemerintah, namun sungai yang lebarnya kurang lebih 30 meter itu tetap tidak mampu menahan luapan debit air sungai sehingga banjir masuk ke dalam pemukiman warga.

Menyikapi bencana banjir maka Ketua Keluarga Besar Alumni SMA 7 Angkatan 1995 (KALAM 7), Muhammad Nur, berinisiatif untuk mendata keberadaan para alumni yang tinggal di daerah tersebut. Hal ini dilakukan terutama untuk memudahkan pemberian bantuan kepada kawan-kawan alumni yang rumahnya baru saja dilanda musibah banjir. Untuk menyampaikan maksud tersebut, Ketua KALAM 7 melakukan blusukan masuk ke daerah pemukiman warga di sekitar Kali Mati untuk menyampaikan bantuan pada alumni. 

Khusus untuk bencana banjir di awal tahun ini, setidaknya ada beberapa orang alumni yang mendapat bantuan yang diberikan dalam bentuk tunai. Bantuan semacam itu dinilai lebih praktis untuk mempersiapkan kebutuhan selama masa recovery pasca banjir yang melanda tempat tinggal masing-masing.

Bantuan sendiri bersumber dari sumbangan para alumni angkatan ’95 sebagai bentuk kepedulian dan upaya bersama untuk meringankan beban kawan-kawan yang tertimpa musibah banjir. Selain itu adanya penyaluran bantuan tersebut juga diharapkan akan dapat sedikit meringankan beban psikologis agar mereka dapat kembali beraktifitas seperti sedia kala.       

Wujud Solidaritas Angkatan ‘95

Dalam penyerahan bantuan, Ketua KALAM 7 memberikan nasehat kepada yang menerimanya agar jangan melihat jumlah nominal uang yang diberikan, karena hikmah yang terpenting adalah adanya rasa solidaritas yang terjalin di antara sesama alumni terhadap kawan-kawan yang mengalami musibah banjir.

“Semoga bantuan ini bisa diterima dengan ikhlas sebagai wujud kepedulian para alumni yang ingin membantu meringankan beban kawan-kawan yang rumahnya baru saja dilanda kebanjiran”, demikian pernyataan Ketua KALAM 7 sesaat sebelum memberikan bantuan.

Menyikapi bantuan ini, Maya, salah seorang alumni yang mendapat bantuan mengucapkan banyak terima kasih tak terhingga kepada KALAM 7 dan segenap kawan-kawan atas segala atensi dan kepedulian yang telah diberikan. Dia berharap agar keberadaan KALAM 7 kedepan bisa terus memberikan manfaat bagi para alumninya. 

“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada KALAM 7 atas bantuan yang diberikan dan semoga keberadaan KALAM 7 dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para alumni kedepannya”, ucap Maya kepada ketua KALAM 7 sesaat setelah menerima bantuan.

Sebagai salah seorang yang rumahnya dilanda banjir setinggi 2 meter, Maya tak mampu menahan ungkapan rasa terima kasihnya tersebut. Apalagi Maya baru saja melahirkan seorang bayi yang berumur satu bulan. Tak pelak bencana banjir yang terjadi di rumahnya tempo hari tentu membuatnya menjadi agak repot. Apalagi banjir yang datang di awal tahun ini tidak hanya berlangsung sekali namun berkali-kali di dalam rentang waktu satu bulan terakhir.

Selain Maya masih ada tiga alumni lainnya yang juga turut mendapat bantuan karena rumahnya kebanjiran. Mereka adalah sdri. Fera, Lily, dan Endah. Ada pun untuk sdri. Endah, rencananya bantuan akan diberikan menyusul kemudian mengingat saat ini yang bersangkutan masih mengungsi dari rumahnya di daerah Kampung Melayu. Pernyataan itu sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua KALAM 7 pada saat yang bersamaan.    

Bantuan bagi alumni yang telah disalurkan oleh KALAM 7 ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 8 Januari 2014 bertempat di daerah Kali Mati, Pejompongan. Kegiatan itu dilakukan untuk menyalurkan bantuan dari para donatur yang ikut berpartisipasi di dalamnya.

Sebagai catatan, sebelumnya KALAM 7 juga telah ikut memberikan bantuan berupa obat-obatan kepada masyarakat melalui Posko SEVENIST di wilayah Karet Tengsin. Pemberian bantuan disambut positif oleh pihak SEVENIST karena dinilai sebagai wujud kepedulian para alumni angkatan 1995 kepada masyarakat.  

Kamis, 05 September 2013

Asal Usul Panggilan Nama Mhenyok (Muhammad Nur)

Banyak yang bertanya siapa gerangan Muhammad Nur, ketua Kalam 7 yang baru dipilih pada acara Halal Bihalal yang lalu itu. Bagi sebagian alumni angkatan ‘95 nama Muhammad Nur memang kurang begitu dikenal bahkan terdengar asing di telinga kawan-kawan. Usut punya usut ternyata karena nama itu memang tidak pernah digunakan oleh yang bersangkutan sehingga tidak heran jika lantas ada sebagian teman-teman yang kurang begitu kenal dan familiar dengan nama Muhammad Nur.

Padahal Muhammad Nur itu sebenarnya tidak lain adalah Mhenyok. Ya, Muhammad Nur adalah nama asli dari Mhenyok itu sendiri. Waktu di SMA Muhammad Nur pun lebih dipanggil Mhenyok. Disebabkan nama panggilan Mhenyok yang biasa digunakan selama di sekolah maka banyak yang tidak tahu nama asli dari yang bersangkutan. Akibatnya, nama Mhenyok pun lebih populer ketimbang nama aslinya tersebut, bahkan hingga kini.  

Menurut pengakuan yang bersangkutan kepada penulis, julukan Mhenyok sebagai sebuah nama panggilan sebetulnya berasal dari dua susunan kata, yaitu; “Meo” dan “Bonyok”. Dengan demikian maka jelaslah kalau nama Mhenyok sendiri itu pun sebetulnya tidaklah asal muncul begitu saja tanpa sebab dan alasan melainkan ada sejarah yang tersembunyi dibalik asal usul yang melatarbelakangi munculnya julukan tersebut.

Masih menurut yang bersangkutan, pada awalnya Meo adalah nama panggilan sehari-hari Muhammad Nur di lingkungan tempat tinggalnya sejak kecil di bilangan Kebon Kacang. Sudah semenjak kecil keluarga dan teman-teman main di lingkungan rumah memang memanggilnya dengan sebutan Meo untuk memanggil Muhammad Nur kecil kala itu.

Meo kecil adalah anak yang aktif dan sedikit nakal. Seperti halnya anak-anak kecil pada umumnya, semasa kecil dia pun suka bermain sepeda dan kebut-kebutan dengan teman-temannya. Karena Meo kecil belum pandai bersepeda dengan lancar maka seringkali ia pun jatuh dan ‘nyusruk’ masuk ke dalam selokan. Akibatnya kepalanya pun seringkali bocor dan meninggalkan bekas pitak sehingga orang pun menyebutnya dengan istilah bonyok.

Sadar bahwa kepalanya sering bonyok-bonyok karena bocor dan bisulan maka Meo pun kemudian menambahkan istilah bonyok sebagai trade mark dirinya disamping nama panggilannya yang sudah dikenal itu, sehingga jika disingkat maka nama Meo pun menjadi Mhenyok.

Jadi jangan heran kalau kadang kala kita dengar Mhenyok juga dipanggil dengan sebutan Meo oleh sebagian teman-teman. Sebab bagaimana pun Mhenyok merupakan kependekan dari nama panggilan si Meo (yang kepalanya) Bonyok.      

Minggu, 05 Agustus 2012

KOPI DARAT ALUMNI 7 '95


Bertempat di Salah satu restoran yang terdapat di gedung Plaza Slipi Jaya, di bilangan daerah Jakarta Barat, pada minggu lalu telah diadakan acara buka-puasa bersama yang dihadiri para alumni SMA 7 khususnya angkatan ’95. Acara yang diadakan pada hari Jum’at 3 Agustus 2012 ini sekaligus dilakukan berbarengan dengan kegiatan arisan yang juga diadakan oleh beberapa alumninya.  

Acara yang mengambil tema ‘Kopi Darat’ ini berlangsung santai dan informal. Tidak ada kegiatan yang istimewa selain temu kangen dalam rangka menjaga dan menyambung tali silaturahmi yang selama ini telah terjalin, bahkan telah terputus diantara sesama alumni angkatan ‘95.

Dalam kegiatan itu terlihat beberapa alumni yang juga turut membawa serta keluarganya masing-masing seperti istri dan anak-anak mereka guna menambah akrabnya suasana. Disamping itu terlihat juga adanya beberapa alumni yang baru pertama kali hadir mengikuti kegiatan buka bersama ini.

Kegiatan buka puasa bersama alumni angkatan ’95 ini sebenarnya sudah beberapa kali diadakan. Setidaknya semenjak tahun 2009 yang lalu acara demikian sudah pernah dilaksanakan dan menjadi tradisi yang dilakukan setiap tahun hingga kini. Kendati dilakukan secara ‘dadakan’ dan tanpa persiapan yang memadai namun antusiasme yang diberikan oleh teman-teman alumni sungguh besar. Terlihat dari kedatangan mereka dalam undangan kegiatan buka bersama tersebut, maupun dalam setiap event kegiatan yang diadakan oleh Keluarga Besar Alumni SMA 7 Angkatan ’95 pada beberapa waktu sebelumnya.



‘Pasar Kaget’

Beberapa hal menarik juga terlihat dalam kegiatan tersebut. Salah satunya adalah adanya ajang jual beli barang-barang kebutuhan seperti peralatan shalat maupun promosi kuliner, berupa panganan ringan yang dilakukan oleh beberapa alumni secara spontan. Hal ini tentu memberi nilai positif yang besar bagi kegiatan semacam ini karena dapat menjadi sarana untuk membangun ekonomi yang mandiri dan kreatif bagi para alumninya.

Rasulullah pernah bersabda bahwa memperpanjang tali silaturahmi akan membuka pintu-pintu rezeki. Oleh karena itu sepanjang kita mau menjaga tali silaturahmi maka peluang-peluang rezeki akan senantiasa terbuka lebar. Hal inilah yang tampaknya terjadi dalam kegiatan pada Jum’at lalu itu, sehingga ikut menambah keberkahan dari kegiatan yang dilangsungkan tersebut.

Wadah alumni SMA 7 angkatan ’95 yang diberi nama Keluarga Besar Alumni SMA 7 JAKARTA ’95 (KALAM 7) memang sejak awal dibangun dalam rangka menghimpun dan mengumpulkan para alumni yang terserak dan tercerai-berai selama ini. Adapun tujuannya adalah untuk menyambung kembali tali silaturahmi yang telah terputus sekaligus membangun hal-hal positif yang dapat diperoleh didalamnya.

Untuk menambah bobot kegiatan maka pada pertemuan buka puasa bersama itu juga diselipkan acara ulang tahun yang kebetulan dirayakan oleh saudari Esti, Rina dan Linda. Semoga apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan alumni SMA 7 khususnya angkatan ‘95 ini dapat senantiasa terus terjalin sehingga tali persahabatan yang telah ada akan terus terjalin selamanya. Insya Allah. (red.)

Senin, 20 Juni 2011

Ranny Salviora: Antara Musik Trash dan Sepatu Dr. Martens


Ada sebuah fenomena budaya yang unik di kalangan anak-anak ‘95 saat masa-masa sekolah di SMA 7 dahulu. Fenomena itu terutama ditandai oleh adanya dua hal menarik: maraknya trend musik beraliran trash metal dan maraknya trend fashion sepatu Dr. Marten (biasa disebut doc mar) di kalangan teman-teman.

Musik trash atau yang dikenal dengan musik heavy metal memang hampir menjadi bagian dari identitas remaja yang tumbuh pada era itu. Tidak terkecuali pula bagi sebagian anak-anak angkatan ’95. Tidak dipungkiri, sepanjang awal hingga pertengahan tahun 1990-an dunia memang ditandai oleh kejayaan musik cadas tersebut. Mulai dari grup heavy metal Metallica, kelompok trash metal Sepultura, grup metal Gun’s N Rose’s, hingga kelompok musik grunge Nirvana. Semuanya hampir menguasai blantika musik dunia yang imbasnya turut kita rasakan saat itu di sekolah. Banyak anak ’95 yang sebenarnya diam-diam menyukai jenis musik tersebut biarpun secara kasat mata penampilan mereka sebetulnya ‘kalem-kalem’ saja kalau dilihat dari luar.

Sementara itu fenomena menarik lain yang juga tidak kalah penting untuk dicermati adalah populernya pemakaian sepatu Dr. Martens (doc mar) di kalangan anak ‘95. Popularitas trend sepatu doc mar sebetulnya tidak lepas dari penampilan group musik “4 non blonde” dalam lagu “what’s goin’ on” yang populer dibawakannya lewat video klip di layar televisi. Mereka yang ingat tentu tahu bahwa keempat personel band tersebut menggunakan sepatu doc mar dalam aksinya.

Di samping musik metal, kehadiran sepatu ‘ala punker dengan merk doc mar itu memang menjadi trend bagi sebagian remaja sekolah saat itu. Mereka yang memperhatikan fenomena itu tentu tahu bahwa hampir semua anak 7 ‘95 yang peduli penampilan memakai sepatu tersebut saat ke sekolah. Sepatu tersebut memang sedang populer-populernya digunakan sebab disamping bentuknya yang gaya, mereka yang memakainya pun jadi kelihatan macho tak peduli apakah ia laki-laki atau perempuan.

Kalau diperhatikan situasi saat itu maka akan kita temukan adanya dua kecenderungan trend, kultur, atau identitas di kalangan anak-anak ‘95. Pertama, mereka yang tertarik dengan musik trash metal sebagai bagian identifikasi jiwanya. Dan kedua, mereka yang memakai sepatu Doc Mar saat berangkat ke sekolah, entah itu sebagai bagian dari ekspresi gejolak jiwa atau sekedar mengikuti fashion yang ada.

Dan jika kita gabungkan diantara kedua fenomena tersebut maka bisa jadi Ranny adalah satu-satunya orang yang identik dengan kedua-duanya sekaligus: penggemar musik metal yang berpenampilan sepatu doc mar. Secara tanpa disadari, sebetulnya sosok Ranny mewakili dua bagian identitas diri anak-anak ‘95 saat itu. Dengan kata lain ketika kita melihat seorang Ranny, maka sebetulnya kita sedang melihat sebagian dari potret dinamika anak-anak 7 angkatan ’95 pada zamannya.

Kini waktu sudah berlalu dan zaman pun telah berganti namun Ranny tetaplah Ranny, seorang penggemar musik sejati. As part of life, musik bagi Ranny mungkin bagaikan puisi bagi seorang pujangga. Dalam konteks itu musik menjadi ungkapan gejolak hati bagi seseorang yang jiwanya tak pernah tua. Ranny barangkali sudah tidak berpenampilan seperti dahulu lagi dengan sepatu doc mar-nya, namun dalam hal musik bisa jadi hal itu tak pernah berubah sedikit pun. Well, happy birthday Ranny, keep the spirit alive !!

Selasa, 14 Juni 2011

Linda: Sang Primadona yang Perkasa


Siapa sih anak ’95 yang ga kenal Herlinda Rivianty atau yang biasa dipanggil Linda itu.? Waktu zaman sekolah dulu bahkan hingga sekarang do’i memang terkenal cantik, cakep, bening, ayu, ramah, menarik, dll, dll.... (gombal dikit yeh... hehehe).

Memang sih waktu itu Bang Kalam ga kenal deket, tapi dari penglihatan Bang kalam Linda adalah sosok perempuan yang menarik dan baik hati. Tidak sungkan berteman dengan siapa saja dan senantiasa menegur balik pada siapa pun yang selalu menegurnya terlebih dahulu.

Oleh karena itu Bang Kalam merasa sangat, sangat, sangat, sangat menyesal....karena selama sekolah tidak pernah sekalipun punya kesempatan ‘tuk ngobrol dan berbicara dengannya, bahkan tidak sepatah kata pun pernah Bang Kalam menegurnya. Satu-satunya momen yang Bang Kalam ingat adalah senyum yang dilontarkannya kepada Bang Kalam pada suatu hari di tengah siang menjelang masa-masa akhir sekolah dulu di dekat toilet lantai 1 SMA 7 (dahsyat kan hehehe...).

Tapi tak apalah, itu pun sudah cukup buat Bang Kalam. Paling tidak senyuman seorang Linda ibarat hujan sehari yang membasahi bumi setelah panas bertahun-tahun. Duileeh....

Bagi teman-teman, Linda adalah salah satu dari sedikit perempuan tangguh yang berani menghadapi dan menjalani kehidupan ini dengan segala kekuatan jiwa dan hati yang dimilikinya. Bukanlah tugas mudah bagi seorang perempuan untuk melakukan hal itu jika bukan karena kekuatan cinta yang ada di dalam hatinya. Kekuatan cinta yang berasal dari sang buah hati yang selalu menantinya dengan penuh kesabaran di rumah.

Beruntung kita bisa mengenal sosok seorang Linda. Sebab kita bisa belajar banyak hal darinya tentang hidup ini. Bahwa hidup adalah anugerah dan apa pun yang kita miliki maka syukurilah apa adanya. Ungkapan ini memang paling pas jika dilekatkan pada diri seorang Linda. Bahkan Bang Kalam pun belum tentu sanggup meneladaninya.

Oleh karena itu Bang Kalam dan segenap kawan-kawan angkatan ’95 mengucapkan "Selamat berulang tahun" buat Linda. Semoga di usiamu kini kamu bisa menjadi sosok perempuan yang lebih bijak dan arif dalam segala hal.

Ok.. cukup sekian intermezzo-nya yah Lin. Di hari istimewamu ini cuma tulisan pendek ini sajalah yang bisa Bang Kalam berikan untuk mempererat tali silaturahim kawan-kawan sesama alumni angkatan ’95. May God Bless You Sis..!!

Rabu, 06 April 2011

Karakter Pribadi Seorang Dianita Sari

Rasa-rasanya tidak salah jika julukan itu dialamatkan buat perempuan yang satu ini. Dianita Sari, atau yang biasa dipanggil dengan Namox, memang seorang perempuan besi (Iron Maiden) yang siap melumat setiap laki-laki yang memandangnya sebelah mata. Sikapnya yang tegas dan berpendirian kuat merupakan hasil tempaan hidup yang dialaminya selama ini. Jadi sangat wajar jika dalam kesehariannya Dianita terlihat sangat tomboy dan sangat ‘laki-laki’ dibanding laki-laki sungguhan.

Dianita misalnya, adalah seorang perempuan yang dikenal sebagai pekerja keras namun sekaligus juga ibu yang baik bagi ketiga anaknya. Belum lagi perannya sebagai ibu rumah tangga di rumah. Maka lengkaplah sudah sifat-sifat ‘keperkasaan’ seorang Dianita. Pun kesibukan dan tanggung jawab itu sama sekali tidak melupakannya untuk selalu menjaga tali silaturahim dengan sahabat-sahabatnya sesama alumni 7. Diantara semua perempuan KALAM 7, do’i memang termasuk yang paling aktif dan antuasias dalam mengikuti setiap kegiatan KALAM 7.

Well, Dian...Happy Birthday yah....semoga sukses senantiasa..!!!